Mempersiapkan Etnomatematika
Tugas kuliah Prof. Dr. Marsigit, M.A. oleh Ardiana Purnamasari
Etnomatematika adalah metode pembelajaran baru yang mengkombinasikan antara budaya dan matematika. Etnomatika merupakan bentuk inovasi pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Untuk dapat menerapkan etnomatematika perlu mengenal lebih dalam apa itu etnomatematika serta karakteristik dari etnomatematika.
1. pengertian Etnomatematika
Etnomatematika mulai dikenalkan oleh D’Ambrosio (1989) untuk mempraktekan metematika pada kelompok budaya yang dapat diidentifikasi dan dianggap sebagai pembelajaran tentang ide-ide matematika yang ditemukan dalam suatu budaya. “The prefix ethno is today accepted as a very broad term that refers to the socialcultural context and therefore includes language, jargon, and codes of behavior, myths, and symbols. The derivation of mathemais difficult, but tends to mean to explain, to know, to understand, and to do activities such as ciphering, measuring, classifying, inferring, and modeling. The suffixtics is derived frdddddom techné, and has the same root as technique “. Terjemahan dari pernyataan D’Ambrisio yaitu Awalan etno saat ini diterima sebagai istilah yang sangat luas yang mengacu pada konteks sosial budaya dan karena itu mencakup bahasa, jargon, dan kode perilaku, mitos, dan simbol. Derivasi matematika memang sulit, tetapi cenderung berarti menjelaskan, mengetahui, memahami, dan melakukan aktivitas seperti ciphering, mengukur, mengklasifikasi, menyimpulkan, dan memodelkan. Sufiks berasal dari techné, dan memiliki akar yang sama dengan teknik
Pendapat lain mendefinisikan Etnomatematika sebagai cara-cara khusus yang dipakai oleh suatu kelompok budaya atau masyarakat tertentu dalam aktivitas matematika. Di mana aktivitas matematika adalah aktivitas yang di dalamnya terjadi proses pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam matematika atau sebaliknya, meliputi aktivitas mengelompokkan, berhitung, mengukur, merancang bangunan atau alat, membuat pola,membilang, menentukan lokasi, bermain, menjelaskan, dan sebagainya (Rakhmawati M, dalam Sarwoedi, 2018)
Menurut Sarwoedi, et.al (2018) etnomatematika merupakan suatu cara yang digunakan untuk mempelajari matematika dengan melibatkan aktivitas atau budaya daerah sekitar sehingga memudahkan seseorang untuk memahami. Marsigit (2016: 23) berpendapat bahwa, istilah etno menggambarkan kode, keyakinan, sifat-sifat fisik, menurutnya pembelajaran etnomatematika selaras dengan hakikat matematika sebagaikegiatan pemecahan masalah dan alat berkomunikasi. Sarana budaya sebagai salah
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa etnomatematika adalah suatu cara belajar matematika yang menggunakan unsure budaya di dalam kegiatan pembelajarannya.
2. Tujuan dan Karakteristik Etnomatematika
D'Ambrosio (1985) menyatakan bahwa tujuan dari adanya etnomatematika adalah untuk mengakui bahwa ada cara-cara berbeda dalam melakukan matematika dengan mempertimbangkan pengetahuan matematika akademik yang dikembangkan oleh berbagai sektor masyarakat serta dengan mempertimbangkan modus yang berbeda dimana budaya yang berbeda merundingkan praktek matematika mereka (cara mengelompokkan, berhitung, mengukur, merancang bangunan atau alat, bermain dan lainnya). Dengan demikian, sebagai hasil dari sejarah budaya matematika dapat memiliki bentuk yang berbeda-beda dan berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat pemakainya.
Etnomtematika di sekolah memiliki beberapa karakteristik tertentu, karakteristik etnomatematika di sekolah menurut Hutauruk (2020)
a. Pemilihan konten budaya disesuaikan dengan konten matematika yang sedang dipelajari. Misalnya ketika mempelajari topic kerucut, diberikan produk budaya yang sesuai dengan bentuk kerucut.
b. Dari produk budaya yang dijadikan bahan
etnomatematika, dilihat konsep-konsep
matematika yang terdapat di dalamnya, baik untuk
dijadikan referensi pengajaran maupun untuk
memodelkan konsep budaya secara matematis dari produk budaya tersebut. Misalnya menemukan konsep matematika apa yang ada pada
bangunan adat, pakaian adat dan sebagainya.
c.
Peserta
didik diarahkan untuk menghargai budaya mereka, salah satunya dengan
menemukan sifat matematika yang ada pada budaya mere;ka
tersebut. Dengan mempelajari matematika
menggunakan budaya yang ada di kehidupan sehari-hari, peserta didik akan
terdorong untuk menghargai budaya mereka, sebaiknya
pembelajaran matematika akan lebih bermakna.
Menurut
Kusumah dalam artikelnya mengenai etnomatematika (Kusuma, et.al, 2017),
menjelaskan bahwa para guru akan lebih inovatif dalam proses merancang
pembelajaran matematika. Guru memasukan ide-ide
matematika berdasarkan budaya local
yang ada. Dengan pembelajaran etnomatematika, siswa
berlatih untuk lebiih
menajamkan sensitivitasnya, agar mampu menggali
konsep-konsep matematika yang ada di lingkungan budaya mereka, serta membuat siswa lebih menghargai dan
mengapresiasi budaya mereka. Proses pembelajaran
matematika berbasis etnomatematika, dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Belajar tentang budaya, menempatkan budaya sebagai ilmu. Proses belajar tentang budaya telahdipelajari secara langsung oleh siswa melalui mata pelajaran seni dan kerajinan, seni dan sastra, melukis dan menggambar. Produk budaya yang berlaku dalam masyarakat dapat digunakan sebagai metode pemecahan masalah matematika.
b. Belajar dengan budaya. Pembelajaran oleh budaya untuk siswa termasuk manfaat dari berbagai bentuk manifestasi budaya yang menjadi media pembelajaran atau konteks dalam proses pembelajaran di kelas.
c. Belajar melalui budaya. Belajar melalui budaya bagi siswa diberikan kesempatan untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakan dalam suatu mata pelajaran melalui berbagai manifestasi budaya.
Menurut Sirate
(2012) menuliskan bahwa integrasi etnomatematika di dalam kurikulum
dan pedagogi mencerminkan perkembangan di dalam
pendidikan matematika. Penggunaan istilah etnomatematika
sebagai salah satu pendekatan pembelajaran juga sering digunakan pada
hal-halyang merujuk pada kajian budaya yang ada pada matematika. Pendekatan etnomatematika bertujuan untuk membuat materi atau topik pelajaran
matematika sekolah lebih relevan dan bermakna
bagi siswa. Lebih jauh, Sirate mengungkapkan terdapat lima kemungkinan
kurikulum etnomatematika dapat diterapkan;
yaitu
a. etnomatematika dirancang dalam konteks yang sesuai dan bermakna,
b.
disampaikan
dalam bentuk konten atau isi budaya khusus yang berbeda dengan
konsep matematika umumnya,
c. Konsep berikutnya dalam kurikulum etnomatematika adalah membangun ide bahwa etnomatematika berada pada tahapan pengembangan pemikiran matematika yang terapkan dalam bidang pendidikan,
d. penerapan kurikulum etnomatematika dapat menjadi bagian ide matematika,
e.
Kurikulum
etnomatematika merupakan integrasi konsep dan praktek
matematika ke dalam budaya siswa. Tujuan
mengembangkan model kurikulum etnomatematika adalah
untuk membantu siswa menjadi sadar akan bagaimana siswa dapat berpikir secara matematik
menurut budaya dan tradisi mereka.
3. Peran Etnomatematika
Pembelajaran matematika berbasis Etnomatematika adalah salah satu cara meciptakan suatu pembelajajaran matematika yang lebih bermakna dan kontekstual yang berkaitan dengan budaya di sekitar siswa. Pembelajaran matematika berbasis budaya akan menjadi sebuah inovasi pembelajaran yang menarik, dan menyenangkan karena memungkinkan terjadinya pembentukan makna secara konstektual melalui pengalaman yang dilalui siswa dalam proses pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, kwmampuan berpikir kreatif siswa, meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, meningkatkan komunikasi siswa dan mengembangkan ketrampilan bekerjasama siswa..
4. Cara Mengintegrasikan Etnomatematika
Menurut zaenuri et.al (2018, 35-37) Integrasi
pendekatan etnomatematika melalui
proses pembelajaran matematika, dilakukan melalui
cara:
a. memperkenalkan keindahan alam di Indonesia, budaya, dan produk seni Indonesia sampai Modern kepada semua siswa
b. memanfaatkan keindahan alam di Indonesia, budaya, dan produk seni Indonesia sampai Modern yang diintegrasikan ke dalam soal-soal matematika;
c. guru harus mampu memperbaiki cara mengajar dengan membawa para siswanya ke dunia nyata (real situation), memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tanpa merusaknya, mengerti kehidupan sosial dan memahami pentingnya kerja keras;
d. beban belajar siswa dan mahasiswa tidak memberatkan, tetapi tepat guna
e. merevisi buku teks untuk mengurangi tumpang tindih materi dan kesulitan, salah referensi, dan kesalahan konten;
f. reformasi isi kurikulum pendidikan matematika di sekolah dilakukan tepat waktu, sesuai dengan perkembangan teknologi terkini, dengan tetap menjaga dan melestarikan lingkungan alam, budaya, dan produk seni sebagai penerapan etnomatematika baik langsung maupun tidak langsung
Dengan memahami pengertian dari etnomatematika, tujuan dan karakteristik entomatematika, manfaat etnomatematika dan cara mengintegrasikan etnomatematika akan menjadi bekal dalam menyiapkan etnomatematika yang akan ditelitri selain itu perlu adanya kajian etnometematika dari berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai acuan dalam menerapkan pembelajaran berbasis etnomatematika..
Referensi
Kusuma, et.al. (2017). The role of
ethnomathematics in West Java (a preliminary analysis
of case study in Cipatujah). Journal of Physics:
Conference Series, 893(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/893/1/012020
Sirate, F. S. (2012). Implementasi Etnomatematika
Dalam Pembelajaran Matematika Pada Jenjang Pendidikan
Sekolah Dasar. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 15(1),
41–54. https://doi.org/10.24252/lp.2012v15n1a4
Zaenuri, et.all( 2018). Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Etnomatematika. Semarang: UNNES Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar