Jumat, 10 Juni 2022

Perlunya Mengembangkan Etnomatematika

 

 

Perlunya Mengembangkan Etnomatematika

Pembelajaran matematika di sekolah saat ini cenderung teoritis dan kurang kontekstual. Hal-hal yang diajarkan di sekolah sangat berbeda dengan matematika yang di temukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menyebabkan siswa merasa matematika yang mereka pelajari tidak dekat dengan kehidupan mereka. Perbedaan antara matematika sekolah dan kehidupan sehari-hari perlu dijembatani, agar siswa merasakan matematika sebenarnya ada di sekitar mereka dan ada pada budaya sejak nenek moyang mereka ada.Untuk menjembatani perbedaan tersebut dibutuhkan sebuah inovasi dalam melaksanakan pembelajaran matematika di sekolah, sehingga matematika yang diajarkan di sekolah dapat dikaitkan dengan apa yang ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Baru – baru ini isu budaya yang diangkat ke dalam pembelajaran matematika memunculkan adanya sebuah pendekatan pembelajaran yang disebut etnomatematika. Inovasi pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan bermuatan budaya diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa yang diharapkan seperti kemampuan berfikir kritis, berfikir logis , kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi yang dibutuhkan peserta didik sebagai ketrampilan di abad 21. Ketrampilan – ketrampilan yang disebutkan merupakan ketrampilan yang dibutuhkan siswa untuk menghadapi dan memyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Etnomatematika juga diharapkan dapat menjembatani antara matematika di sekolah dengan kehidupan sehari-hari.

Etnomatematika merupakan istilah baru dalam matematika yang mengaitkan antara budaya dan konsep matematika. Etnomatematika juga dapat dianggap sebagai sebuah program yang bertujuan untuk mempelajari bagaimana siswa dapat memahami, mengartikulasikan, mengolah, dan akhirnya menggunakan ide-ide matematika, konsep, dan praktik-praktik yang dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari mereka (Barton dalam Fajriyah ,2018). Selanjutnya  menurut D’Ambrosio ( dalam Fajriyah, 2018) etnomatematika bertujuan untuk mengakui bahwa ada cara-cara berbeda dalam melakukan matematika dengan mempertimbangkan pengetahuan matematika akademik yang dikembangkan oleh berbagai sektor masyarakat serta dengan mempertimbangkan modus yang berbeda dimana budaya yang berbeda merundingkan praktik matematika mereka (cara mengelompokkan, berhitung, mengukur, merancang bangunan atau alat, bermain dan lainnya) . Etnomatematika jelas bertujuan untuk memanfaatkan budaya yang ada disekitar untuk menemukan konsep-konsep matematika yang ada dalam budaya tersebut.

Kearifan budaya yang ada dalam etnomatematika dianggap mampu memotivasi siswa dalam pembelajaran matematika. Siswa akan merasa bahwa matematika memang ada di kehidupan sehari – hari mereka. Jika siswa termotivasi dalam belajar matematika maka akan ada dampak positif terhadap tujuan pembelajaran matematika. Secara material objek dalam matematika adalah benda-benda kongkret yang ada disekitar kita, dan secara formal objek matematika merupakan benda – benda pikir yang diabstraksi dari benda-benda yang ada di lingkungan sekitar. Kedekatan matematika dengan kehidupan sehari-hari ini belum benar-benar dirasakan oleh siswa. Hal tersebut disebabkan selama ini pembelajaran matematika disekolah masih cenderung teoritis dan teknis.

Kajian terkait pembelajaran matematika berbasis etnomatematika sudah banyak dikaji oleh banyak peneliti. Salah satunya oleh Marsigit (2018) mendeskripsikan bahwa Etnomatematika hanyalah relevan untuk pembelajaran matematika dengan ranah Matematika Sekolah, dan mendeskripsikan temuan sbb:

1.      Pembelajaran Matematika Berbasis Etnomatematika Selaras Dengan Hakikat Matematika Sekolah

a.       Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan

b.      Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi,

c.       Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving)

d.      Matematika sebagai alat berkomunikasi

2.      Pembelajaran Matematika Berbasis Etnomatematika Selaras dengan Hakikat Siswa Belajar Matematika   

Kemudian Ebbutt dan Straker (dalam Marsigit, 2017) memberikan pandangannya bahwa agar potensi siswa dapat dikembangkan secara optimal, maka asumsi dan implikasi berikut dapat dijadikan sebagai referensi :

a.       Murid akan belajar jika mendapat MOTIVASI.

b.      Cara Belajar Siswa Bersifat Unik

c.       Siswa Belajar Matematika melalui Kerjasama

d.      Murid memerlukan konteks dan situasi yang berbeda-beda dalam belajarnya.

Dari beberapa kajian di atas, penulis merasa sangat perlu dikembangkan pembelajaran yang berbasis etnomatematika. Melihat kelebihan yang ada dalam matematika berdasarkan kajian beberapa pakar etnomatemiatika, etnomatematika merupakan sebuah inovasi yang tepat untuk dikembangkan di sekolah agar siswa memiliki motivasi belajar yang baik dan mempunyai ketrampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari –hari seperti kemampuan dalam memecahkan masalah, berkomunikasi, berpikir kritis serta berpikir kreatif

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar